Jauh perjalanan menyusuri
hidup, setiap langkah perjalanan penuh dengan duka dan lara... hati ini mula
bertanya... mampukah aku hidup dalam penuh onak dan lara ini... tidak tahan
rasanya hati apabila sering dirundung masalah... bilakah semua ini akan
berakhir...? itulah ucapan yang sering menjadi santapan bibir... bilakah...?
Antara sedar dengan tidak
sedar, sesuatu menyusup dalam darah merah membara... hatiku kian mungucap
masalah... fikiranku selalu mempersalahkan keadaan... ahh... ketenteraman jiwa
mula mengocak... darah kian bergelora kencang... ketenangan mula sampai
kepenghujung... diriku tidak mampu bertahan dengan masalah yang tiada henti...
Suatu hari aku membawa
diri... jam ditangan menunjukan 1:23 pagi... aku keluar dengan api kemarahan...
udara dingin di luar tidak mampu menyejukan hati yang panas... aku berjalan
bersendirian, hanya sang nyamuk menjadi teman, mengiang memberi alunan yang
tambah menyakitkan... “hai nyamuk kau masih nak sakitkan hati aku yang tengah
sakit...? ah kau tidak tahu masalah aku, yang kau mahu hanya darahku, buat
darahku makin membara sahaja...” nyamuk dipersalahkan... di saat ini apa sahaja
yang berlaku semua aku persalahkan... jatuh dalam lubang, lubang dipersalahkan,
terpijak becak, becak dipersalahkan... “ah, kenapa semua ni terjadi! Tak
habis-habis masalah... jatuh dalam lubang, terpijak becak, nyamuk lagi x habis2
menganggu aku... masalah masalah masalah bila ntah nak habis”
Sepanjang perjalanan
tiada apa yang difikirkan melainkan masalah-masalah yang melanda... dalam hati
terus merungut... hati jahat mula berkata “tidak adakah kebahagiaan untuk aku?
Apakah aku perlu hidup lagi dengan keadaan ini, keadaan yang penuh dengan
masalah... hurmm... adakah baik aku mengakhiri hidup ini... apa gunanya hidup
kalau tiada kebahagiaan”. Keadaan jiwa yang kocak, pemikiran mula menjadi
kusut... ARGGGHHHHH...jeritan batin mula menjerit kerana tidak tertahan rasanya
dengan pelbagai masalah.
Langkah lemah menjadi
longlai... terjelepok jatuh bangun sendiri... tidak tahan rasanya untuk
mengatur langkah ini... begitulah keadaan hidup aku kini... masalah menimpa
tidak mampu aku bertahan... malam yang sepi ini mengundang ingatan-ingatan tentang
kehidupan yang pernah aku lalui dalam hidup yang penuh dengan masalah... semua
masalah yang pernah berlaku menerpa dalam fikiranku... “kenapalah hidup aku
begini dengan masalah yang tidak pernah sudah? penat rasanya memikirkan masalah
yang melanda... bilalah masalah ini akan berakhir?
Letih memikirkan, letih
jugalah badan... menyusuri malam dengan pelbagai masalah di minda... hidup
umpama tiada guna... tiada daya untuk bertahan... mula melangkah ke tengah
jalan raya... getarnya jiwa bila ingat
kematian... kembali di tepi jalan... “ahh... takut rupanya nak mati...” bisikan
hati aku bersenda...
Dalam kegelapan malam,
perjalanan yang longlai di suasana hening dengan minda yang serabut... badan
letih mencari tempat untuk berehat... dalam samar malam aku terlihat ada pohon
untuk menyandar... terus menuju ke arah pohon itu untuk berehat... tersilap
langkah, tersandung batu jatuh ke bumi... “ADUHHH...! hampehnya batu aku nak
berehat pun tak boleh...!” aku cuba bangun, tapi badan aku teramat letih rasa
tidak bemaya... aku hanya baring... letih sungguh, aku lihat jam di tangan
menunjukan jam 4:14 pagi... “patutlah letih sangat hampir 3 jam aku berjalan”
aku lihat kawasan sekeliling... “dah sampai mana aku jalan nie... aduh tak kan
sesat pulak... isshhhh! Masalah betullah... masalah yang ada x sudah... masalah
lain pula datang... aduhhh... masalah masalah masalah” hati aku terus
merungut... “ish, nak bangun pun x larat ni, arghhh... baring je lah...” aku
hanya terus berbaring dan melihat ke langit awan berarak perlahan menyingkap
bulan yang terlindung...
Indahnya bulan malam ini,
bulatannya jelas bercahaya, sinarnya menerangi kegelapan malam... terlihat
bayang-bayang awan berarak perlahan... hatiku berkata... “jangan-jangan berarak
menutup bulan ini...” namun awan tetap berarak menutup bulan... lama aku
nantikan awan beralih... mataku tetap ke langit menanti sabar awan berarak
pergi... dalam menanti awan berarak pergi... angin dingin menerpa diri... sejuk
sangat sejuk... tubuhku mengeletar kesejukan...
“sejuknya angin ini... kenapa sejuk sangat ni...” kesejukan yang teramat
sejuk memberikan keadaan yang sungguh tidak selesa pada diri aku... terlalu
sejuk... aku memeluk tubuh untuk manghangatkan tubuh... mataku masih tertumpu di
langit, bulan indah menjelma kembali... angin dingin tadi telah menolak awan
berlalu pergi dari terus melindungi bulan... Indahnya bulan... cantik sungguh
bulan, sinarannya sungguh indah... aku tersenyum tenang...
Dalam keadaan berpeluk
tubuh menghangat badan... aku terus menikmati keindahan bulan... mataku pejam,
membayangkan keindahan bulan malam ini... aku tersenyum, nafas ditarik
sedalam-dalamnya... dihelakan nafas dengan perlahan... tenang sungguh hati
ini... tangan yang memeluk tubuh merasa denyutan jantung di dada... lalu aku
meletakan tapak tangan di dada dan terus merasai rentak denyutan jantung... rentak
denyutan jantung ini berdenyut sekata... tenang... di bawah tapak tangan aku
ini ada jantung yang berdenyut tenang... aku teringat di saat aku berjalan
tadi, aku ada mengarah ke tengah jalan... “andai aku terus berada di tengah
jalan raya tadi, adakah jantung ini masih berdenyut...?”
Ku buka mata... masih
terlihat keindahan bulan... “andai aku terus berada di tengah jalan tadi,
adakah aku masih mampu melihat keindahan bulan ini...?”
Bulan yang indah ini
terus aku renung... tenangnya hati... dalam renungan yang jauh aku lihat diriku
yang malang... “malang sangatkah aku ini?” hati yang tatkala ini tenang
menjawab... “tidak... kau tidak malang... andai kau malang, kau pasti sudah
tidak bernyawa kini... kau mungkin dilanggar semasa di tengah jalan tadi... kau
tidak malang, malah kau bertuah kerana masih diberi nyawa untuk melihat
keindahan bulan malam ini...”
...
Segala yang aku lalui
malam ini, aku ingat satu persatu... bermula aku keluar dari rumah yang penuh
dengan kemarahan sehingga aku berada di dalam saat yang sangat tenang ini...
minda rehatku mula berfikir... “perlukah aku marah nyamuk, meyalahkan lubang,
menyalahkan becak? Sedangkan tiada guna pun kalau marah... becak dan lubang
tidak akan ke tepi kalau aku marah... nyamuk tidak akan berhenti menghisap
darah kalau aku marah... perlukah aku marah semua itu...” cetusan minda rehatku
ini menyedarkan aku marah tidak akan mengubah apa-apa malah menambahkan
kesia-siaan.
Aku teringat di saat aku
terjatuh tadi, aku telah menyalahkan batu... namun aku tidak sedar, kalau tidak
kerana batu itu aku pasti tidak akan jatuh, jika aku tidak jatuh mungkin aku
tidak melihat bulan indah malam ini... bulan indah malam ini membuatkan aku
tenang kini... lantas aku terfikir kadang-kadang ada keburukan yang berlaku ke
atas kita memberi kebaikan kepada kita...
Dalam terus terpesona
melihat keindahan bulan, ketenangan malam... Aku baring merehatkan badan dan
fikiran, aku mula bermain minda... aku teringat di saat awan melindungi bulan,
aku sabar menanti awan berarak pergi. Dalam kesabaran menunggu akhirnya aku
dapat melihat kembali keindahan bulan. Aku belajar erti sabar.
Aku teringat akan angin
yang sangat sejuk menerpa, pada zahirnya angin itu sangat sejuk namun angin itu
telah menolak awan berlalu pergi dan membolehkan aku melihat keindahan bulan,
angin itu jugalah yang membuat aku berpeluk tubuh kesejukan namun tangan yang
memeluk tubuh telah merasa denyutan jantung dan membuat aku bertuah kerana masih
bernyawa. Aku belajar semua yang terjadi ada hikmahnya.
Semua yang terjadi aku
ingat, setiap apa yang aku ingat aku pelajari sesuatu, apa yang aku belajar
malam ini “setiap yang terjadi pasti ada sesuatu” aku bertanya pada diri
sendiri “kenapa semua ini terjadi kepada aku...?”
Allahuakbar...
Allahuakbar...
Allahuakbar... Allahuakbar...
Azan subuh berkumandang,
aku tersentak... aku tersedar dari lamunan... ALLAH...! ya... Allah telah
menetapkan semua ini terjadi kepada aku... Subhanallah, Alhamdulillah,
Lailahaillallah, Allahuakbar... aku syukur kepadaMu ya Allah... walau aku selalu
merungut, walau aku selalu menyalahkan keadaan, walau aku melupakanMu... namun
Engkau tidak pernah lupa kepada aku, malah Engkau menjaga aku, Engkau mengajar
aku malam ini... Engkau beri hidayahMu kepada aku... besar sungguh kasihMu,
tidak ternilai cintaMu kepada aku hamba-Mu yang hina ini... Ya Allah aku
berserah segala-galanya kepadaMu yang Maha Mulia, Maha Bijaksana... air mataku
yang mengalir ini tidak mampu membersihkan dosa-dosaku, tidak mampu menyucikan
kehinaanku sebagai hamba-Mu yang tidak bersyukur ini... ya Allah, aku akui akan
kebesaranMu... aku hanya mengharap keampunan dariMu yang maha Pengampun... rasa
diri ini tidak selayaknya diampun, namun aku takut azab nerakaMu... bimbinglah
hamba-Mu ini ke jalan-jalan syurgaMu... andai aku tidak layak diampun biarlah
amalan-amalan pahalaku selepas ini melepasi dosa-dosaku di saat menimbang
amalan dosa pahala di akhirat kelak... Ya Allah, segala-galanya aku berserah
kepadaMu, berilah aku kekuatan ketabahan untuk melalui segala
masalah-masalahku, dugaan-dugaanku di setiap ujian-ujian dariMu ya Allah...
Di saat ini aku
menangis... mengharap pengampunan...
terlalu banyak dosa aku lakukan... aku tidak pernah rasa besyukur... aku tidak
pernah bersabar... aku hanya tahu merungut dan mempersalahkan keadaan... kini
aku bertuah kerana masih punya nyawa... dengan nyawa yang berbaki ini aku
gunakan untuk mencapai redhaNya... moga jalan kehidupan aku selepas ini penuh
dengan bimbingan ILAHI... aku akan terus mencari syurga di hati agar aku
melalui perjalanan hidup ini dengan tenang, tabah... segala masalah yang
dilalui kini aku menyerah segala-galanya kepada Allah... moga dengan
kesabar-kesabaran, dan segala kesyukuran meningkatkan pahala, meningkatkan
iman, meningkatkan ketakwaan, meningkatkan jaminan ke SYURGA...
Aku melangkah kaki menuju
ke arah alunan azan tadi... meletak diri sepenuhnya sebagai hambaNya dan
menyimpan hasrat menjadi hamba yang soleh... dan sejak itu aku meneruskan
kehidupan dengan berusaha mencari laluan arus kehidupan yang tenang dan setiap
masa mencari alunan hidup yang indah diberkati Allah...
SyurgaHati : Ya Allah aku
hamba-Mu yang lemah yang hanya mampu berusaha setakat yang mampu dan selebihnya
serta hasilnya aku berserah kepadaMu... sesungguhnya semua yang berlaku adalah
dengan kehendakmu...
No comments:
Post a Comment