Sebuah kisah dalam
Al-Quran untuk kita berkongi bersama untuk melihat erti kesyukuran... dalam
Al-Quran ada mengisahkan tentang Nabi Sulaiman dan juga ada mengisahkan tentang
Qarun...
Nabi Sulaiman dan Qarun
telah diberi beberapa kenikmatan namun perbezaan antara keduanya ialah Nabi
Sulaiman mensyukuri dengan nikmat tersebut, namun Qarun telah membanggakan nikmat
yang diberikan dan menikmati kenikmatan dengan secara berlebihan...
“sesungguhnya Qarun
adalah termasuk kaum Musa , maka dia berlaku aniaya terhadap mereka dan Kami
telah anugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kucinya sungguh
berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat…”
[Al-Qashash
: 76]
Qarun berkata,
“sesungguhnya aku hanya diberi harta itu kerana ilmu yang ada padaku. Dan
apakah dia tidak mengetahui bahawasanya Allah sungguh telah membinasakan
umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya dan lebih banyak mengumpulkan
harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang
dosa-dosa mereka.”
[Al-Qashash
: 78]
Maka keluarlah Qarun
kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki
kehidupan dunia, “moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah
diberikan kepada karun, sesungguhnya dia benar-benar mempunyai keuntungan yang
besar.”
[Al-Qashash
: 79]
Maka kami benamkan Qarun
berserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang
menolongnya terhadap azab Allah. dan tiadalah dia termasuk orang-orang membela.
Dan jadilah orang-orang yang kelmarin mencita-citakan kedudukan Qarun itu
berkata, “aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki
bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambaNya dan menyepitkannya kalau
Allah tidak melimpahkan kurniaNya atas kita, benar-benar Dia telah membenamkan
kita. Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang meningkari.”
[Al-Qashash
: 81 – 82]
Melalui kisah dari ayat
Al-Quran (Al-Qashash : 76), Qarun telah diberikan kekayaan... namun Qarun
terlalu bangga dengan kekayaan yang diberi sehingga menyebabkan Qarun riak
dengan nikmat yang diterima (Al-Qashash : 78)... kerana riak dengan kelebihan
yang dinikmati, Qarun menunjuk-nunjuk kekayaannya kepada masyarakat sekeliling,
menjadi masyarakat disekitarnya mencemburui nikmat yang dinikmati Qarun (Al-Qashash
: 79)... namun disebabkan sikap Qarun yang riak, berbangga dan bermegah dengan
kekayaan maka Allah telah membalasnya sehingga tiada siapa ingin membantunya (Al-Qashash
: 81)... daripada kisah Qarun, masyarakat disekitarnya sedar akan kekuasaan
Allah (Al-Qashash : 82) mari kita renung ayat 82
dari surah Al-Qashash :
“.... aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki
bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambaNya dan menyepitkannya kalau
Allah tidak melimpahkan kurniaNya atas kita, benar-benar Dia telah membenamkan
kita. Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang meningkari.”
Dari ayat nie, Allah
berhak atas segala nikmat yang diberinya... DIA boleh memberi, DIA juga boleh
mengambilnya... jika kita tidak mensyukuri, maka hak Allah juga untuk
membalasnya... janganlah kita terlalu bangga dengan nikmat yang diberi,
bersyukurlah dan bersederhanalah... seperti Nabi Sulaiman, Nabi Sulaiman telah
diberi nikmat yang sangat hebat malah lebih hebat dari Qarun namun Nabi Sulaiman
mensyukuri nikmat yang diberi (An-Naml : 40)... malah Nabi Sulaiman sentiasa mengharap
redha Allah SWT (An-Naml : 19)...
“maka dia (Sulaiman)
tersenyum lalu tertawa kerana (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia (Sulaiman)
berdoa, “Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmatMu yang
telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapaku dan untuk
mengerjakan amal soleh yang Engkau redhai dan masukkanlah aku dengan rahmatMu
ke dalam golongan hamba-hamba yang soleh.”
[An-Naml
: 19]
“ seorang yang mempunyai
ilmu dari kitab berkata, “aku akan membawa singgahsana itu kepadamu sebelum
matamu berkedip.” Maka ketika dia (Sulaiman) melihat singgahsana itu terletak
di hadapanya, dia (Sulaiman) pun berkata, “ini termasuk dalam kurnia Tuhanku
untuk mencuba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari. Dan barang siapa yang
bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri dan barang
siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.”
[An-Naml : 40]
Allah Maha Mulia, Dia
akan memuliakan hambaNya yang bersyukur dan tidak riak serta tidak menyombong...
Allah memberitahu dalam kitabNya surah Al-Qashash ayat 83 :
“Negeri akhirat itu kami jadikan bagi orang-orang
yang tidak menyombong diri dan tidak membuat kerosakan di bumi. Dan kesudahan
(yang baik) itu bagi orang-orang yang bertakwa.”
Mudah-mudahan kita
mempunyai kesudahan yang baik di akhirat kelak iaitu ke SyurgaNya
Wallahu’alam... Allah
lebih mengetahui...
SyurgaHati : indahnya
Al-Quran jika kita tahu maksud ayat Al-Quran tersebut... SubhanAllah... moga
kita menjadi hamba yang bersyukur dan sentiasa mengharap redhaNya... bersyukur
membuat kita menghargai sebuah nikmat walaupun nikmat itu kecil... dengan
bersyukur, InsyaAllah... kita punya kesudahan yang baik seperti dalam ayat 83
surah Al-Qashash... subhanAllah...